PROSES DAN SIKLUS MENSTRUASI


Pada pertemuan yang lalu , kita bahas tentang Kehamilan. Kehamilan terjadi saat sel telur menyatu dengan sel sperma dalam peristiwa pembuahan dan berkembang sampai menjadi janin yang siap dikeluarkan dari rahim ibu.


Kali ini kita akan membahas tentang proses dan siklus menstruasi.

Menstruasi adalah peristiwa luruhnya dinding sebelah dalam rahim (endometrium) bersamaan dengan darah dan ovum yang tidak dibuahi , akibat tidak terjadinya pembuahan / fertilisasi.


Video animasi peristiwa menstruasi


Siklus menstruasi terjadi antara 21 - 40 hari. Rata – rata siklus menstruasi pada wanita terjadi setiap 28 hari sekali. Hari pertama dari siklus menstruasi akan dimulai dengan terjadinya pendarahan yang keluar dari organ reproduksi wanita (vagina). Pendarahan ini bisa berlangsung selama 3 – 7 hari. Siklus menstruasi berakhir tepat saat periode menstruasi berikutnya dimulai.

Siklus menstruasi diatur secara hati – hati oleh beberapa hormon yaitu :
1. Luteinizing Hormone (LH)
2. Follicle Strimulating Hormone (FSH)
3. Esterogen
4. Progesteron

Esterogen dan progesteron merupakan hormon seks yang dimiliki oleh wanita.

Siklus menstruasi secara umum bisa dibagi menjadi tiga fase yaitu sebagai berikut:
1. Fase Menstruasi (Flow Phase)
2. Fase Proliferasi (Follicular Phase)
3. Fase Sekretori (Luteal Phase)

Ovulasi terjadi diantara fase 2 dan 3.
Pembagian fase bisa juga dilihat dari sisi peristiwa ovulasi , yakni ; sebelum ovulasi , saat terjadi ovulasi dan setelah ovulasi.

Fase 1 – Fase Pembentukan Folikel (Pra Ovulasi)
Fase ini dimulai pada hari pertama terjadinya pendarahan (fase menstruasi).

Aspek kunci dari fase ini adalah terjadinya perkembangan folikel di ovarium.

Pada awal fase pembentukan folikel (fase folikuler/
proliferasi), lapisan rahim akan menebal akibat diisi oleh cairan dan nutrisi yang akan digunakan untuk memberi makan embrio setelah pembuahan. Tetapi jika tidak ada embrio, kadar hormon esterogen dan progesteron akan rendah sehingga menyebabkan terjadinya peluruhan lapisan tebal rahim tadi. Pada saat ini menstruasi sudah terjadi.

Kelenjar pituitary yang ada di otak akan meningkatkan produksi hormon perangsang folikel (FSH). Hormon ini merangsang pertumbuhan beberapa folikel yang masing – masing berisi sel telur untuk berkembang di ovarium.

Tingkat hormon FSH akan mulai menurun dan folikel mulai mengeluarkan hormon esterogen. Folikel yang berkembang pertama (disebut folikel dominan) adalah folikel yang mengeluarkan hormon esterogen terbanyak. Sekresi hormon esterogen oleh folikel dominan ini akan menekan perkembangan folikel lain.

Fase ini berlangsung sekitar 13 atau 14 hari. Fase ini akan berakhir ketika tingkat hormon luteinizing (LH) melonjak drastis

Fase 2 – Fase Ovulatori (Ovulasi)
Fase ini dimulai dengan adanya hormon luteinizing surge (LH surge). Tingkat dari hormon FSH akan menurun ketingkat yang lebih rendah.

LH merangsang enzim dalam folikel dominan dan seiring dengan meningkatnya tekanan, folikel akan pecah dan melepaskan sel telur. Saat ini terjadi peristiwa ovulasi.

Telur yang dilepaskan folikel dominan akan bergerak ke tuba falopi dan siap untuk dibuahi. Telur yang telah dilepaskan oleh folikel bisa bertahan selama 12 – 24 jam setelah ovulasi.

Lonjakan LH dapat dijadikan indikator kapan seorang wanita berada dalam masa subur. Setelah 12 sampai 24 jam massa ovulasi, lonjakan LH dapat dideteksi dengan mengukur kadarnya didalam urin.
Fase ini biasanya berlangsung selama 16 sampai 32 jam, dan berakhir saat sel telur dilepaskan.

Fase 3 – Fase Luteal /sekretori (Pasca Ovulasi)
Fase ini dimulai setelah ovulasi dan berlangsung sekitar 14 hari dan berakhir saat periode menstruasi berikutnya dimulai.

Pada fase ini, telur bergerak di sepanjang tuba fallopi. Sisa folikel yang pecah didalam ovarium akan tertutup kembali setelah melepaskan sel telur keluar. Sisa folikel ini kemudian akan membentuk struktur yang disebut dengan korpus luteum.

Korpus luteum mensekresikan sejumlah besar hormon esterogen dan progesteron dan mempersiapkan rahim untuk pembuahan. Progesteron menyebabkan endometrium menebal, dan berisi cairan dan nutrisi yang akan digunakan untuk memberi makan embrio.

Selain itu hormon progesteron juga menyebabkan lendir di leher rahim (serviks) menebal sehingga sel sperma laki – laki bisa masuk ke dalam rahim. Progesteron juga menyebabkan suhu tubuh akan meningkat sedikit selama fase luteal, dan tetap meningkat sampai periode menstruasi dimulai. Kenaikan suhu tubuh dapat dijadikan indikator untuk memprediksi apakah ovulasi sudah terjadi.

Tingkat LH dan FSH akan kembali rendah. Esterogen dan progesteron akan terus disekresikan oleh korpus luteum sehingga jumlahnya meningkat. Peningkatan kedua hormon ini akan menyebabkan saluran susu di payudara membesar. Atau kadang payudara menjadi membesar dan lebih empuk.

Jika sel telur tidak dibuahi, maka korpus luteum akan menyusut dan meluruh setelah 14 hari. Telur yang tidak dibuahi juga akan mati dan keluar dari rahim berupa pendarahan. Pada saat ini terjadi, hormon esterogen dan progesteron akan kembali menurun.


Video siklus Menstruasi / Haid


0 komentar:

Posting Komentar