Materi eskul PMR SMP Negeri 1 Petarukan di masa Pandemi
(edisi santai , yg penting tetap eksis)
PERTOLONGAN PERTAMA
( PP )
Pertolongan pertama adalah pemberian pertolongan segera pada korban yang mengalami sakit atau cidera secara mendadak sebelum korban dibawa ke tempat rujukan(fasilitas kesehatan terdekat). Sedangkan medis dasar adalah pemberian pertolongan yang sifatnya sementara sampai korban tiba di fasilitas kesehatan.Penolong yang pertama kali tiba di tempat kejadian memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis dasar.
- Menyelamatkan jiwa korban
- Mencegah cacat
- Memberikan rasa nyaman dan membantu proses penyembuhan.
- Mengutamakan keutamaan diri sendiri dan orang lain.
- Meminta bantuan kepada yang lebih ahli.
- Memberi pertolongan pada korban dengan cepat dan tepat sesuai dengan keadaan korban.
- Membantu pelaku PP yang lain.
Pada saat menolong, kita perlu menggunakan APD, yaitu alat perlindungan diri untuk tidak tertular penyakit.Contoh APD : Sarung tangan lateks, masker penolong, kacamata pelindung.
Contoh peralatan PP: Kasa steril, pembalut gulung atau perban, pembalut perekat/plester, gunting, bidai, pinset, selimut.
Dalam Pertolongan Pertama, kita perlu mengenal anatomi dan faal dasar.Anatomi adalah ilmu yang mempelajari susunan bentuk tubuh.Sedangkan faal dasar adalah ilmu yang mempelajari fungsi bagian dari tubuh.Bagian – bagian tubuh manusia:
- Kepala
- Leher
- Batang tubuh
- Anggota gerak atas
- Anggota gerak bawah
Ada lima rongga dalam tubuh kita yaitu rongga tengkorak, tulang belakang, rongga dada, rongga perut, rongga panggul. Ada juga sebelas sistem pada tubuh manusia yaitu pernafasan,peredaran darah, saraf, otot, rangka, pencernaan, kemih, kelenjar buntu, kulit, panca indra dan sistem reproduksi.
- Macam-macam cidera pada tubuh :
- Luka
Luka adalah rusaknya jaringan lunak baik didalam maupun luar tubuh. Luka terbagi menjadi dua, yaitu luka terbuka dan luka tertutup. Contoh luka terbuka ; luka lecet, luka sayat, luka robek, luka tusuk, luka sobek, dan amputasi. Contoh luka tertutup : memar, benjol, remuk.
- Peralatan untuk menangani luka yaitu :
1. Penutup luka
Contoh : kasa steril, kain kasa, penutup berperekat. Peralatan tersebut berfungsi untuk membantu menghentikan pendarahan dan mencegah kuman masuk kedalam luka.
2. Pembalut luka
Berfungsi untuk menghentikan pendarahan, mempertahankan penutup luka, menjadi penopang bagian tubuh yang cidera. Contoh : perban, mitela, plester.
3. Antiseptik dan obat merah
- Cara penanganan luka
- Cara penanganan luka terbuka :
- Paparkan daerah yang cidera
- Bersihkan dengan antiseptic dan beri antiseptic.
- Tutup luka
- Balut luka
- Cara penanganan luka tertutup :
- Beri kompres dingin, tekan dengan kompres
- Jika terjadi pada alat gerak, tinggikan lebih tinggi dari jantung.
2. Luka Bakar
Luka bakar adalah cidera yang terjadi akibat paparan suhu yang tinggi. Penyebab luka bakar antara lain panas, listrik, bahan kimia, dan radiasi.
- Penggolongan luka bakar :
- Derajat Satu
Mengenai kulit ari atau epidermis.
- Derajat Dua
Sedikit lebih dalam dari kulit ari.
- Derajat tiga
Lapisan yang terkena tidak terbatas, bahkan sampai tulang dan rongga dalam.
- Alirkan air pada daerah luka selama 20 menit atau lebih.
- Paparkan daerah yang cidera.
- Tutup luka bakar dan balut, jangan pecahkan gelembung, jangan gunakan mentega, odol, oli, kecap,
- Rujuk ke fasilitas kesehatan terdekat.
3. Patah Tulang
Patah tulang adalah rusaknya jaringan tulang. Gejala patah tulang adalah perubahan bentuk, memar, Nyeri, bengkak, terdengar suara berderik, daerah yang patah sukar digerakkan, ujung tulang terlihat jika patah tulang terbuka.Ada 2 jenis patah tulang, yaitu aoatah tulang terbuka dan tertutup, alat untuk menangani patah tulang yaitu bidai dan mitela.
- Mencegah pergerakan atau pergeseran tulang.
- Mengurangi rasa nyeri.
- Mengistirahatkan anggota badan yang patah.
- Mengurangi rasa sakit dan mempercepat penyembuhan.
- Langkah-langkah penanganan patah tulang :
- Paparkan daerah yang cidera
- Lakukan GSS(Gerakan Sensasi dan Sirkulasi)
- Siapkan mitela dan bidai.
- Taruh mitela melewati sela bawah tubuh yang cidera.
- Taruh bidai kemudian ikat dengan mitela dari bawah ke atas.
- Satukan dengan tubuh yang tidak cidera
- Lakukkan GSS kembali untuk perbandingan keadaan yang sebelumnya.
- Rujuk ke fasilitas kesehatan.
4. Pingsan
Gejala pingsan yaitu demam, nyeri, mual, serasa buang air kecil, sesak napas, pusing, rasa haus atau lapar yang berlebih.
- Tidak sadar, bingung, dan gelisah
- Nadi dan napas tidak teratur
- Perubahan kulit, suhu, dan kelembapan yang signifikan
- Pupil mata sangat lebar atau kecil
- Bau khas dari mulut atau hidung
- Kejang, kelumpuhan, muntah, diare.
- Kelelahan
- Kurang makan
- Pendarahan ke otak berkurang
- Pemindahan korban pingsan :
- Dengan 1 penolong : Dalam keadaan darurat, penolong bisa dengan menarik lengan, baju, bisa juga dengan menggunakan alas selimut.
- Dengan 2 atau 3 penolong tanpa menggunakan tandu: Posisi penolong berada di daerah yang paling sedikit cidera, penolong dalam keadaan jongkok dengan tumpuan lutut. Masukkan tangan penolong pertama kebawah leher dan punggung, penolong kedua memasukkan tangan ke punggung juga dan pantat. Jika ada 3 penolong, letakkan tangan penolong ketiga dibagian pantat dan tungkai bawah. Angkat dengan satu perintah, letakkan korban pada tungkai atas penolong, kemudian miringkan tubuh korban ke tubuh penolong, lalu penolong berdiri dengan satu perintah. Jalan secara bertahap, letakkan korban pada daerah yang nyaman.
- Dengan menggunakan tandu : Hampir sama dengan penanganan tanpa menggunakan tandu, hanya saja saat memiringkan tubuh korban, korban dipindah ke tandu, kemudian angkat bersama – sama dengan satu perintah.
- Penanganan Korban Pingsan :
- Posisikan korban dalam keadaan aman dan nyaman(Jika tidak aman, pindahkan korban ke tempat aman)
- Longgarkan pakaian
- Usahakan korban menghirup udara segar
- Tinggikan kaki lebih tinggi dari jantung
- Selimuti korban, jangan berikan bau-bauan apapun
- Rujuk ke fasilitas kesehatan